Langsung ke konten utama

Tawarkan

Malam ini setelah menyelesaikan urusan, Saya mampir di angkringan. jujur tadi Saya tak ingin makan makanan besar (nasi/mie). Rencananya sih cuma ingin ngemil saja, karena perut dalam keadaan bimbang, Lapar? enggak! kenyang juga enggak. intinya saya yakin ini kalau tidak di isi, nanti malam bakal kelaparan.

setelah melahap ubi dan pisang goreng dipadu dengan seruputan teh hangat, sebenarnya saya masih ragu dengan keadaan perut saya yang juga masih ngambang antara kenyang dan tidak. Tapi saat itu jelas, tidak terbesit untuk makan besar seperti mie atau nasi.

namun, tiba-tiba ibu sang penjual memecah keheningan. ditengah keraguan yang sebenarnya tak begitu saya pikirkan, ibu itu  seakan mengucapkan kalimat penawaran yang mematikan. seingat saya beliau bilang, kira-kira intinya begini : "kamu mau mie juga nggak?", akhirnya saya kikuk, "sebenarnya sih, duh bagaimana ya untuk menjelaskan?" namun perlahan ragu yang tak berarti tadi cair hingga akhirnya saya pun luluh. "NGGIH" (Ya), saya pesan mie.

Sebagai orang yang mengagumi dunia marketing, Banyak kesimpulan dari kejadian yang saya tulis dengan tidak rapi diatas. ternyata itulah power of call to action. akhirnya saya secara sadar merasakan bagaimana kekuatan "penawaran" bisa meluluhkan keraguan. saya merasakan sendiri bagaimana diri ini dengan polosnya akhirnya memesan mie rebus. walau mungkin diri ini butuh makanan, namun saat itu saya tidak terbesit atau terpikirkan untuk membeli. akhirnya dengan penawaran dari ibu yang sederhana namun tepat itu bisa menghasilkan sales.

Mungkin ada calon pembeli diluar sana yang seperti saya ini, mereka sebenarnya butuh, namun tidak ingin membeli. mungkin karena ragu atau tidak begitu mendesak. mereka hanya butuh sedikit diyakinkan.

Ayo, Tawarkan!

Komentar